1. Ruud Van Nistelrooy
"Saya merasa seperti ditusuk". Ungkapan tersebut keluar dari mulut Ruud van Nistelrooy setelah keputusan Sir Alex Ferguson meninggalkannya dari starting XI di final Piala Liga 2006 - dan butuh waktu lima tahun sampai keduanya kembali menyapa dan memperbaiki hubungan.Kisah 'pemecatan' mantan penyerang Belanda ini bermula dari kabar perkelahiannya dengan Cristiano Ronaldo dalam sebuah sesi latihan.
Hubungan keduanya yang buruk sempat membaik jelang penutupan musim tersebut, namun Van Nistelrooy harus kembali tersingkir di laga kontra Charlton yang berakhir 4-0.Setelah mengemas 150 gol untuk The Red Devils, Van Nistelrooy tak pernah lagi terlihat mengenakan seragam Manchester United dan kemudian dilepas ke Real Madrid beberapa bulan kemudian.
2. Paul Ince
Diboyong secara kontroversi dengan mahar £1 juta pada musim panas 1989, Ince tampil di lebih 200 pertandingan bersama Manchester United, mengukuhkan dirinya sebagau pemain reguler di tim inti bersama Brian McClair, Roy Keane, kemudian Nicky Butt. Pernah suatu waktu, penampilannya memasuki masa kritis di akhir musim 1994/95 yang membuatnya bersitegang dengan Sir Alex Ferguson."Bottler" merupakan ungkapan yang diasosiasikan terhadap Ince, tapi ini mungkin pandangan meremehkan dari Ferguson terhadap pemain yang gagal di laga penutup musim 1994/95 karena United akhirnya harus menyerahkan gelar kepada Blackburn Rovers.
Sepekan kemudian di final Piala FA, Ince tak masuk skuat di mana Everton membekuk tim Ferguson 1-0 di Wembley.Sejak saat itu, hubungan keduanya tak penah membaik, Ferguson mengecam julukan "Guv'nor's" yang diproklamirkan sendiri dengan menyebutnya "big-time Charlie" sebelum akhirnya melego Ince ke FC Internazionale seharga £7.5 juta. Ince memenangkan 10 trofi selama kariernya di Old Trafford, tapi setelah kepergiannya, dia hanya mampu menyabet kemenangan play-off Divisi Satu.
3. Dwight Yorke
Kolaborasi dengan Andrew Cole membantu United menyabet sejumlah trofi hanya dalam waktu empat tahun di Old Trafford, tapi Dwight Yorke tampaknya tak pernah menemukan formula untuk menjalin hubungan baik dengan Sir Alex.Memiliki istri seorang selebriti dengan kehidupan glamour, gaya hidup playboy Yorke berimbas pada pernampilannya di lapangan. Sejumlah insiden di ruang ganti selama musim 2001/02 menjadi bukti bahwa karier striker Trinidad & Tobago memasuki masa akhir.Sejak saat itu Yorke mengaku dirinya kembali ke botol karena petualangannya di Old Trafford memudar di akhir kompetisi dan akhirnya hijrah ke Blackburn Rovers pada Juli 2002.
4.Jaap Stam
"Obrolan singkat di mobil saya di stasiun pengisian bahan bakar di Manchester sudah cukup bagi saya meninggalkan klub besar tersebut." Hal tersebut sudah cukup untuk Sir Alex memaksa Jaap Stam angkat koper dari Old Trafford, namun dalam autobiografi 'Head to Head' yang menyebabkan tensi tinggi di pekan sebelumnya.
Stam menghabiskan waktu tiga musim yang sangat sukses di Manchester United, menyabet Liga Primer di tiap musim tapi sebuah tuduhan mengenai pendekatan ilegal dari Ferguson pada 1998 dan pembalasan sensitif seperti instuksi sang pelatih terharap pemain untuk melakukan diving menyebabkan kepergiannya datang lebih cepat.Lazio bergerak cepat, membayar £16.4 juta untuk pemain 29 tahun, membuat istri Stam yang terkenal harus kembali ke dapur barunya dari rumah yang baru mereka beli. Ferguson mengklaim cedera Achilles tendon yang memaksanya harus melepas bek jangkung asal Belanda sebelum akhirnya mengaku itu salah satu kesalahan terbesar yang pernah dibuat.
5. David Beckham
Saat Manchester United kalah 2-0 di rumah sendiri dari Arsenal di Piala FA pada Februari 2003, banyak yang memprediksi "hairdryer treatment" akan segera dilakukan Sir Alex Ferguson. Hal tersebut diperkuat dengan kemunculan gambar David Beckham dengan luka di alis kirinya menghiasi semua surat kabar Inggris.
Ferguson mengaku jengah dengan gaya hidup selebriti Beckham dan hubungan mereka menemui puncak kritis dengan melayangnya sebuah sepatu ke arah suami Victoria. Setelahnya Ferguson mengatakan: "Itu insiden yang aneh. Jika saya mencobanya 100 atau sejuta kali itu tak akan terjadi lagi." Beckham akhirnya dijual ke Real Madrid di akhir musim dengan banderol £25 juta.Setelah lima tahun di Los Angeles dan dua kali dipinjamkan ke AC Milan, Beckham menjajal petualangan baru di klub kaya Prancis, Paris Saint-Germain di Ligue 1.
6. Carlos Tevez
Pernah menjadi pahlawan pujaan di Old Trafford, Carlos Tevez sekarang malah menjadi musuh publik nomor satu oleh suporter setia United - dan Anda bisa bertaruh ini terjadi beberapa tahun sejak kartu Natal dari Sir Alex berada di kotak surat pemain Argentina tersebut.Tevez mengklaim dia tak pernag ditawari kesepakatan untuk bertahan dengan The Red Devils. Sementara Fergie membantah dia tak menginginkan pengajuan kontrak baru.
Apa pun alasan di balik perseteruan kedua pihak, City kemudian bergerak cepat mengajukan tawaran yang pada akhirnya rampung Juli 2009.Spanduk, gestures dan kata-kata sindiran pedas yang menyeruak dari kedua tim asal Manchester memicu rasa benci, dengan puncaknya terpampang poster "RIP FERGIE" yang dibawa Tevez dalam selebrasi perayaan gelar Liga Primer The Citizens musim lalu setelah sebelumnya United menilai skuat Roberto Mancini sebagai "tetangga berisik".
7. Roy Keane
Banyak yang melihat ciri-ciri Sir Alex Ferguson ada dalam penampilan Roy Keane di lapangan, karena pemain asal Irlandia ini merupakan simbol lini tengah Manchester United sepanjang era 1990-an dan awal 2000. Selama satu dekade Keane mendominasi laga-laga besar, mengatasi cedera dan meyakinkan orang sekitar tahu apa yang dibutuhkan untuk main di United.Ada sebuah kejadian tak mengenakan di tengah perjalanan tersebut, Ferguson bahkan menutup mata betapa pentingnya sang kapten untuk tim.
Dalam wawancara dengan MUTV dia mempertanyakan karakter dan penerapan dari rekan setimnya.Ini terbukti pada perseteruan dengan Ferguson, yang meragukan Keane bisa melanjutkannya di level atas dan hal ini disampaikannya selama situasi tak mengenakkan di sesi latihan di 2005. Sepekan kemudian, klub menyetujui paket pelepasan Keane dan dia meninggalkan Old Trafford dalam keadaan tidak baik.Sebagai komentator, Keane terus mencuri perhatian dengan komentar kontroversialnya dan belum menjembatani hubungan yang rusak antara dirinya dan sang manajer yang disebutnya "sempurna" dalam autobiografi.