Prediksinya Bola - Sri Wilujeng, meski 48 tahun tapi masih trengginas. Kulitnya legam,
tangannya liat, suaranya kencang dan dia adalah perempuan kekar.
Sementara, Siti, meski lebih muda dan ahli menghalau serangan bola
lawan, dia juga pintar mencari rumput dan memanjat pohon.
“Tapi, sekarang sudah jarang naik pohon, sering dibilangin sama
anak-anak takut jatuh,” ujar Selly terkekeh. Selly berkisah, dia
mencintai sepak bola semenjak kecil. Suaminya sekarang, Kirsun, adalah
lawan tandingya semasa anak-anak. Bahkan, Siti kecil lebih bandel
ketimbang Kirsun. “Dia sering menangis jika ketendang lawan,” ujarnya
mengingat.
Dia masuk menjadi pemain sepak bola wanita adalah ketika dirinya
bergabung dengan Kendedes. Setelah itu, berbagai even sering dia ikuti.
Pergaulannya dengan ‘dunia lelaki’ membuat Siti merasa seperti
laki-laki. Tak hanya saat di lapangan, di rumah, dia juga berperan
ganda.
Saat ini, ketika suaminya berada di Kediri, dia yang merumput dan
memberi makanan kambingnya. Sementara itu, mencuci piring, menanak nasi
dan tugas-tugas perempuan yang lain juga tetap dilakukan. “Dan saya juga
merokok, kebanyakan di antara kita perokok,” ujarnya. Belakangan,
setelah Banowati hidup, anak semata wayangnya, meminta dia menghentikan
kebiasaanya itu. Sebab, itu bakal mempengaruhi fisiknya di lapangan.
Siti tak risau dengan dunianya sekarang. “Saya mencintai bola, dan saya
ingin terus memainkannya,” ujarnya. Untunglah, keluarganya yang sekarang
mendukung apa yang dia lakukan. Meski sambil ngemong sang cucu, dan
mencari rumput untuk ternaknya, keinginan bermain bola pada waktu dekat
ini bakal kesampaian.
Sri juga mempunyai dukungan yang sama dari keluarga. Anak-anak, suaminya
dan sanak yang lain mendukungnya menjadi pemain bola. “Jika itu untuk
kesehatan kenapa tidak? Lagipula tak jaman sekarang membeda-bedakan
jenis kelamin,” kata Saputra, anak kedua Sri. Saputra, dulu, bahkan
kerap ikut emaknya bertanding dan memberi semangat di pinggir jalan.
Sri mengaku tak nyaman memakai pakaian ala perempuan sampai saat ini.
Dia lebih memilih memakai celana panjang atau celana pendek ketimbang
memakai rok apalagi kebaya. “Jika dikatakan dekat dengan dunia lelaki,
mungkin iya, termasuk cara berpakaian,” ujarnya. Tapi, Sri tak hanya
suka sepak bola. Dari hatinya, dia mencintai olahraga keras. “Jika ada
tinju wanita, mungkin saya akan ikut,” ujarnya.
Tapi,
kata Sri, umumnya pemain bola wanita memang berkarakter seperti lelaki.
Keras, tak mau mudah menyerah, tak manja dan mandiri. “Bisa melakukan
apa saja sendiri. Selli misalnya, meski saat ini suaminya berada di
Kediri, dia bahkan bisa melakukan pekerjaan seperti yang seharusnya
lelaki kerjakan,” kata Sri memberi contoh. Tapi, semua tetap bergantung
kepada individunya.
Siti dan Sri juga tak menampik, jika pemain bola wanita banyak yang suka ke sesama jenis. Sekarang, ada salah satu teman mereka yang jadi supir truk. Dia juga hidup serumah dengan seorang
wanita yang ia cintai. Hubungan mereka sudah layaknya suami istri.
“Tapi, tetap saja, semua bergantung kepada individunya. Toh kami berdua
normal,” ujar Sri.